Sejarah Candi Cetho
Candi yang berlokasi di Kabupaten Karanganyar ini dinamakan Candi Cetho yang artinya ‘jelas’. Hal tersebut kemudian dimaknai bahwa ketika seseorang berada di Candi Cetho maka pandangannya akan menjadi jelas karena bisa melihat seluruh penjuru dari ketinggian.
Bangunan Candi Cetho sendiri merupakan sebuah simbol toleransi beragama yang kuat pada masa Majapahit. Fungsi utama Candi Cetho pada masa lalu adalah sebagai tempat untuk menyucikan diri atau ruwat. Hal itu tercermin dalam tulisan Jawa Kuno yang berada di teras ketujuh atau yang disebut dengan Pendopo Ndalem.
Candi Cetho kemudian ditemukan kembali pada tahun 1842 oleh seorang bernama Van de Villes. Setelahnya, kemudian dilakukan ekskavasi dan rekonstruksi candi yang terpendam pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala (Commissie voor Oudheid Dienst) Hindia Belanda.